Kamis pagi pekan lalu (17/1) dengan rintik hujan yang kadang menjadi deras-gerimis-deras kembali, tak bisa dibedakan apakah itu pagi atau sore hari. Matahari tak tampak, semua warna berselimut kelabu. Di Jakarta tersiar berita bahwa hari itu menjadi hari cuti bersama karena banjir telah menjangkau pusat kota. Sebagian commuter dari Bogor turut merasakan dampaknya. Namun berita tersebut tidak berpengaruh banyak pada saya yang sedang libur semester, walaupun tetap saja terkejut menyadari banjir yang meluas pada hari-hari berikutnya.
Hari itu sebagaimana telah direncanakan dari satu minggu sebelumnya dan diniatkan sejak satu tahun sebelumnya –hehehe..sebegitu lamanya, ya-, saya berkunjung ke sekolah milik Ayah Edy, bernama STAR International. Sekolah ini merupakan prasekolah –meliputi childcare, playgroup, dan kindergarten- yang menerapkan kombinasi konsep internasional dalam sistem pendidikan dan program pembelajarannya, di antaranya multiple intelligence, holistic learning, character building, dan entrepreneurship.
Setelah membaca buku Ayah Edy kira-kira 3 tahun lalu, saya tertarik dengan konsepnya mengenai pendidikan. Saya pun mencari tahu tentangnya dan mendapat informasi bahwa beliau tinggal di Bogor (tapi kini menetap di Bekasi). Dari website-nya, saya menemukan bahwa Ayah Edy memiliki sekolah, salah satunya di Bogor. Dua sekolah lainnya berada di Cibubur (TK & SD) dan Medan. Berhubung tinggal di kota yang sama, yaitu di Bogor, muncul ide untuk “bermain” ke sana. Tentu saja karena saya pun penasaran dengan penerapan multiple intelligence di sekolah ini :)
Sistem pembelajaran
Tertulis di brosur, kurikulum sekolah STAR International disusun secara tematik menggunakan kombinasi sistem sentra-sentra dan multiple intelligence yang dijabarkan melalui gerak dan lagu, karya seni kreatif, pendidikan jasmani, pendidikan komputer, dan kunjungan-kunjungan ke berbagai tempat sesuai tema pembelajaran.
Miss Nina, Kepala Sekolah STAR International (SI) Bogor, memberikan beberapa gambaran mengenai proses belajar di sekolah SI Bogor. Setiap pagi, begitu anak-anak turun dari mobil, mereka disambut oleh guru dengan cara khas sesuai tipe kepribadian anak. Menyambut anak tipe sanguin yang mungkin sejak dari balik kaca mobil sudah berteriak memanggil gurunya, tentu berbeda dengan menyambut anak tipe melankolis yang cenderung diam. Terhadap anak melankolis, guru cukup tersenyum lembut, sementara terhadap anak sanguin guru menyambutnya dengan riang sambil menanyakan cerita terbaru dari anak tsb. Ketika kelas usai pun, guru mengantarkan siswa sampai pintu pagar sekolah.
Agenda pagi hari biasanya diisi dengan senam kemudian pembahasan topik terkini, misalnya tentang banjir, tahun baru, angry birds yang sempat booming, dsb. Saya membayangkan sesi ini seperti sesi pagi kelas Torey Hayden –barangkali ada yang ingat salah satu novelnya yang terkenal berjudul Sheila?- Metode ini sangat baik karena mengajak anak ikut peduli dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Seperti juga ditambahkan oleh Dian –teman kuliah yang turut serta dalam petualangan ini-, anak akan menjadi lebih percaya diri ketika ia bisa ikut berpendapat dalam perbincangan di rumah yang membahas topik yang sama.
Sesi berikutnya adalah sesi sentra, yang dirancang berdasarkan bidang kecerdasan multiple intelligence. Setiap hari dibuka dua sentra untuk dipilih anak. Misalnya, sentra yang dibuka hari ini adalah sentra visual dan sentra musikal. Anak bebas memilih sentra yang ia sukai. Di sentra visual, ada kegiatan menggambar, sedangkan di sentra musikal kegiatan bermain musik. Lalu, bagaimana jika anak menginginkan keduanya? Anak tetap diminta memilih satu sentra yang paliiiiing diinginkannya dan sentra yang tidak dipilih bisa ia ikuti pada hari berikutnya. Selain sentra, anak pun terlibat dalam beragam permainan kelas besar, di antaranya bermain peran (role play).
Berdasarkan kecenderungan pilihan sentra selama satu minggu hingga satu semester serta observasi yang dilakukan guru, kecerdasan tiap anak dipetakan sesuai teori kecerdasan majemuk Howard Gardner. Satu kelas umumnya terdiri dari 12 anak dan 2 guru. Dengan kata lain, satu guru mendampingi 6 orang anak. Laporan perkembangan anak disajikan dalam 4 rapor, termasuk hasil pengamatan terhadap bidang kecerdasan dominan anak.
Kesepakatan
Satu hal unik –dan hebat menurut saya- yang diterapkan di sekolah ini adalah kesepakatan/perjanjian. Sejak awal masuk sekolah, anak sudah dibiasakan dengan kesepakatan. Misalnya, ketika kelas akan berjalan keliling taman obat di dekat sekolah, guru menawarkan kesepakatan kepada anak, misalnya menunggu teman sebelum menyeberang, tidak boleh bicara terlalu keras, tidak boleh memetik tanaman yang tidak diijinkan, dsb. Jika melanggar? Ada konsekuensinya dong, yaitu semua anak batal jalan-jalan dan kembali ke sekolah. Dampaknya dirasakan seluruh kelas, bahkan bagi mereka yang tidak melanggar. Dengan demikian, anak belajar untuk saling mengingatkan. Tak jarang, justru anak-anak yang meminta guru agar membuat kesepakatan.
Untuk bentuk pelanggaran yang lain, anak diminta memilih satu dari beberapa konsekuensi, misalnya bermain sendiri saat jam istirahat, menemani adik di childcare selama jam istirahat (ditawarkan kepada anak kelas kindergarten), atau tidak ikut duduk satu meja dengan teman-teman. Untuk kasus seperti ini, guru dan teman sekelas mengetahui hal tsb sehingga anak ybs tidak akan diganggu selama masa konsekuensi. Sejalan dengan yang Holt (1960) sampaikan,
“Sayangnya, kebanyakan pemikiran mengenai pengendalian siswa di kebanyakan sekolah hanya terbatas pada pengendalian siswa berdasarkan kekuatan, ancaman, dan hukuman. Sekolah-sekolah ini lebih memilih sistem pengendalian siswa yang berdasar pada ketakutan, bahkan ketika sistem itu ternyata gagal, dibanding pengendalian siswa berdasarkan kerja sama para siswa sendiri yang terbukti berhasil.”
Ya, kesepakatan yang diterapkan di kelas SI memang terbukti efektif.
Prinsip utama
Lalu, apa sih yang mendasari para pendidik ini dalam mengajar? Dua prinsip utama yang dipegang oleh guru-guru SI:
- Setiap anak pada dasarnya baik. Jika ada anak yang berperilaku nakal, tidak tertib, berkata kasar, dsb, yang bermasalah bukan anak tsb, tetapi lingkungannya, dan mungkin saja orangtuanya.
- Setiap anak itu cerdas, pada bidangnya masing-masing. Dengan kata lain, tak ada gunanya memaksakan anak untuk bisa menguasai semua bidang kecerdasan. Saya teringat dengan ucapan Ayah Edy dalam acara talkshow di salah satu stasiun TV, kurang lebih begini, “Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal yang senang menyendiri, jangan dipaksakan supaya bisa bergaul dengan banyak orang”
Guru/pendidik
Pastilah mereka yang menjadi pendidik anak-anak ini adalah orang-orang hebat, ya. Menurut Miss Nina, guru SI memiliki tiga peran, yaitu sebagai observer, mediator, dan motivator. Guru bukanlah penilai. Guru mengamati perkembangan anak. Guru juga memediasi orangtua dengan anak. Bukan tidak mungkin guru memberi pengarahan kepada orangtua. Karena, sayang juga bukan, ketika kebiasaan yang dibangun di sekolah sudah baik, tetapi kembali dilupakan ketika di rumah. Guru harus bisa memotivasi anak agar mau belajar, walaupun tidak ada anak yang dipaksa belajar di sekolah SI. Jika anak belum mau belajar membaca, ya tidak harus belajar. Anak distimulasi, tetapi tidak dipaksa. Toh, lambat laun motivasi tersebut muncul dari anak karena ia paham bahwa ia akan naik tingkat ke sekolah yang lebih tinggi dengan tuntutan belajar yang lebih tinggi.
Tenaga pengajar di sekolah SI berasal dari beragam jurusan, yang umumnya berpendidikan S1 atau D3. Miss Nina mengatakan, syaratnya sederhana, hanya perlu punya minat, mau belajar, dan mau berubah. Sejatinya ada 3 jenis guru: guru bayar, guru sadar, dan guru benar. "Guru bayar" hanya bekerja demi upah. "Guru sadar" paham apa yang masih kurang dari pengajarannya, tetapi sebatas sadar, belum berubah. Sementara itu, "guru benar" melakukan hal-hal yang benar demi masa depan anak didiknya.
Yang didorong oleh para guru adalah, setiap anak mengenali minatnya. Dengan begitu ia akan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki hingga menjadi seorang ahli. Jika seseorang sudah menjadi ahli, rejeki akan mengikuti.
Semoga banyak pendidik juga memiliki kesadaran seperti yang ditularkan Ayah Edy.
Yang jelas, selama 3 jam berbincang dengan Miss Nina, hampir tanpa henti saya mendengar ramai suara dan tawa anak-anak di ruang sebelah. Menurut pengakuan Miss Nina, para alumni sangat senang bersekolah di SI sampai-sampai beberapa dari mereka lebih ingin menghabiskan waktu libur di SI daripada tempat liburan lain. Layaknya magang sebagai asisten guru, mereka mendampingi adik-adik playgroup di STAR International.
Epilog
Karena sumber tulisan ini hanya berdasar pada satu sumber -penuturan kepala sekolah-, saya sarankan agar pembaca mencari sumber data lain seperti misalnya data observasi dan pendapat dari anak/orangtua.
Akhirnya, kisah perjalanan ini menjadi sedemikian panjang, namun tanpa maksud sedikit pun untuk mempromosikan sekolah ini. Pada dasarnya, kunjungan ini benar-benar inisiatif pribadi dan tanpa “penugasan” apapun dari kampus, hanya berbekal titipan pertanyaan dari teman-teman grup Psikopad 2003 ^^ (semoga terjawab yaa..hehe)
Akhirnya, kisah perjalanan ini menjadi sedemikian panjang, namun tanpa maksud sedikit pun untuk mempromosikan sekolah ini. Pada dasarnya, kunjungan ini benar-benar inisiatif pribadi dan tanpa “penugasan” apapun dari kampus, hanya berbekal titipan pertanyaan dari teman-teman grup Psikopad 2003 ^^ (semoga terjawab yaa..hehe)
9 responses:
Alamatnya sekolah Star International dmn ?
Alamat sekolah STAR International di Bogor: Jl. Tumapel Blok O4 No.9A Perum Cimanggu Permai Bogor
Telp: 0251 8342780
STAR International Cibubur: Jl. Pertamina B/72A Kranggan Cibubur
Telp: 021 84311876
Halo, saya mau tanya. Kira-kira tahu alamat email dari star international school bogor tidak? Terimakasih
Halo Mba Nisa, maaf sekali saya tidak punya alamat emailnya. Hanya alamat sekolah dan nomor telepon seperti yang saya poskan pada komen sebelumnya. Mungkin bisa langsung menghubungi ke sana :)
mbaaa mhn infonya plzz kl biaya prog observasinya brp untuk tingkat tk?
tentang info biaya observasi atau trial class-nya, mohon maaf saya tidak bisa memberi jawabannya karena saya terakhir ke sana 3 tahun lalu, mungkin harganya sudah berubah. Silakan Mba menghubungi langsung sekolahnya ya..nomornya 0251 8342780
Apakah ada yg di Bekasi atau Jakarta Timur? Saya tinggal di Bekasi Barat, perbatasan dg Jakarta Timur.
Halo mba barusan sy k alamat Sekola StAR cibubur yg beralamat di jl pertamina B no 72A tapi qo nama sekola nya berbeda . Di sana terterA nama Sekolah SINAR
Sekolahnya berganti management, bukan Ayah Edy lagi yang pegang.
http://ayahkita.blogspot.co.id/2015/07/pengumun-resmi-management-ayah-edy.html?m=1
Posting Komentar