Pernahkah kamu mengalami kegagalan? Bagaimana
rasanya? Remuk. Hancur. Berat. Ada lagi? Sedih, marah, frustrasi? Ingin memutar
waktu dan melakukannya sekali lagi dengan lebih baik?
Kegagalan terasa lebih berat ketika kendali terbesarnya
ada pada diri kita, benar atau tidak? Kalau kendalinya fifty-fifty dengan hal di luar kita, biasanya kegagalan lebih bisa
diterima walau tetap menyesakkan hati juga. Misalnya, ketika gagal ujian
seleksi masuk universitas yang diharapkan atau gagal mendapat pekerjaan, kendali
kita tidak begitu besar, bukan? Kita sudah mengerjakan tes dengan
sebaik-baiknya, tetapi ternyata kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan tidak
sesuai dengan diri kita, atau kuota kelas di jurusan yang kita inginkan sudah
penuh. Akan tetapi, ketika menghadapi ujian akhir semester, membawakan
presentasi, mengikuti perlombaan, menyelesaikan
tanggung jawab yang diberikan, atau contoh lain yang pernah kamu alami,
berhasil atau gagalnya sangat ditentukan oleh usaha yang kita kerahkan. Kita
yang pegang kendali. Kita yang bertanggung jawab. Maka, ketika mengalami
kegagalan, biasanya lebih terasa ‘sakit’-nya.