15 Agustus 2012

#sotd : Mengapa organisasi harus peduli terhadap training?*

*jika Anda masih mempertanyakan pentingnya training

Boudreau dan Ramstad (2005) berpendapat bahwa untuk mempertahankan keuntungan kompetitif, organisasi harus berhasil dalam tiga aspek : finansial, produksi atau pasar (market), dan tenaga kerja (human capital). Manajemen yang efektif dalam perekrutan dan pelatihan tenaga kerja menjadi kunci penting menuju kesuksesan organisasi. Sebagai contoh, Delaney dan Huselid (1996) menemukan bahwa penempatan dan pelatihan yang dilakukan secara efektif berkorelasi positif dengan pencapaian organisasi. Huselid (1995) dalam penelitiannya terhadap 1000 perusahaan, melaporkan bahwa kinerja yang baik pada proses rekrutmen dan seleksi, sistem kompensasi, dan pelatihan, memprediksikan retensi dan kinerja karyawan sebaik pengukuran terhadap pencapaian finansial perusahaan. 


Dalam era informasi yang bergulir cepat sekarang ini, perusahaan membutuhkan karyawan yang siap melaksanakan pekerjaan-pekerjaan baru/terkini yang tidak dikenal sebelumnya, serta mampu belajar dan beradaptasi dengan tuntutan yang berubah. Organisasi berjuang mengejar efisiensi dan mencari keuntungan kompetitif. Bagi karyawan, ini berarti mengembangkan spesifikasi kerja dan keahlian tambahan ; sementara bagi perusahaan, ini berarti memastikan bahwa karyawan termotivasi untuk  terus belajar. Lalu, apa yang organisasi terima dari investasi ini? 

Senders dan Moray (1991) memperkirakan bahwa sekitar 30%-80% kecelakaan serius yang melibatkan manusia dan mesin terjadi karena human error. Sebuah laporan dari Institute of Medicine (1999) menyatakan bahwa antara 40.000-50.000 orang meninggal di rumah sakit per tahun karena human error dan koordinasi yang buruk antar penyelenggara lembaga kesehatan. Oleh karena itu training untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keahlian seharusnya mengurangi kesalahan/error dan meningkatkan keselamatan kerja. Singkat kata, training disebut-sebut dapat memberikan konsekuensi terhadap penyelamatan hidup.

Training tidak terbatas pada keterampilan individu. Training juga digunakan untuk meningkatkan kinerja tim. Pelatihan ini (mis. assertive communication skill, team building) dirancang untuk membekali individu dengan keterampilan yang dapat diterapkan ketika bekerja bersama anggota tim, untuk memampukan anggota tim berfungsi lebih efektif secara bersama-sama. 

Training juga diterapkan untuk menjawab tantangan pengembangan kemampuan memimpin dan manajerial yang efektif. Bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa pengembangan leadership memberikan manfaat. Sebagai contoh, Sirianni dan Frey (2001) melaporkan bahwa program 9 bulan leadership development pada perusahaan financial services menunjukkan peningkatan pada 6 dari 7 indikator, meliputi teller errors, secret shopper ratings, dan business retention. 

M.J. Burke dan Day (1986) melakukan meta-analisis pada 70 penelitian empiris untuk mengetahui efektivitas dari training manajerial pada 6 area (general management, human relations/leadership, self-awareness, problem solving/decision making, rater training, dan motivation/values), 7 metode training (lecture, group discussion, leader match, sensitivity training, behavior modeling, lecture/group discussion with role-playing or practice, dan multiple methods), dan 4 kriteria hasil (subjective learning, objective learning, subjective behavior, dan objective results). Mereka melaporkan efek positif dari training pada semua kombinasi dari konten, metode, dan hasil tersebut. 

Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan/training adalah komponen kunci dalam membangun dan mempertahankan lingkungan kerja yang efektif bagi karyawan.  Training juga merupakan komponen kunci dalam pengembangan leadership, salah satu faktor penting yang turut mendukung kesuksesan organisasi. 

Investasi pada pengembangan lingkungan kerja melalui training seringkali dilihat sebagai mekanisme primer untuk perkembangan ekonomi nasional. Tenaga kerja yang dipersiapkan dengan layak akan dipertahankan oleh pemberi kerja. Hal ini membantu mengurangi pengangguran dan mengarahkan pada terpenuhinya kebutuhan sosial. Program training and development yang didesain dengan baik akan menciptakan karyawan yang semakin produktif, berprestasi, serta pantas mendapat bayaran tinggi. Pada akhirnya, manfaat akan dirasakan oleh individu, tim, organisasi, dan masyarakat.


Sumber : 
Salas et al. 2012. The Science of Training and Development in Organizations: What Matters in Practice. Psychological Science in the Public Interest, vol.13, no.2 p.74-101

0 responses: