20 Juli 2012

Hidup itu memilih

"Dalam banyak hal, kehidupan itu seperti CD-ROM." (hlm.148)
Seperti permainan video di komputer. Setiap respon, setiap akhir permainan telah diprogram dalam CD.

"Semua akhir permainan telah tersedia." (hlm.147)
Sama halnya dengan hidup.

"Alam semesta hanya menunggu mana yang kamu pilih saat ini." (hlm.147)
Benarlah, hidup itu pilihan. Tak ada keputusan salah, yang ada hanya konsekuensi. Ini mirip, dan diilustrasikan dengan sangat baik, pada buku dongeng anak-anak yang dulu suka kubaca. Ada pilihan pada setiap halaman yang akan membawa kita ke berbagai versi akhir cerita.

Aku, sayalah, yang memilih.

Jadi, semua ada di tanganku? Tak ada kebetulan? Setiap perjumpaan, tempat, peristiwa, dll? Benarkah itu?

Sesungguhnya aku sedikit cemas menyadari hal ini. Karena bisa saja aku memilih sesuatu yang buruk.

Ya, hal ini sangat mungkin menimbulkan kebimbangan dalam memilih. Tetapi..
"Ketahui(lah) bahwa kamu akan berada di tempat yang seharusnya untuk mengalami apa yang kamu pilih ketika kamu mencoba menciptakan Siapa Aku yang Sebenarnya." (hlm.150)
"Aku memilihkan hal terbaik untukmu, tetapi di atas semua itu, Aku memilihkan kehendakmu untukmu." (hlm.12)
Sungguh, ini membuatku merasa aman. Bagaimanapun, dalam setiap pilihanku, Tuhan telah memilihkan yang terbaik. Dan apa pun yang terjadi, itu memang perlu terjadi.

Ini satu pencerahan yang kuperoleh dari buku Conversations with God buku 3 karya Neale Donald Walsch.

Pencerahan kedua, yang cukup menohok..
"Pencarian merupakan sebuah pernyataan bahwa aku tidak memilikinya sekarang ini." (hlm.115)
Pantas saja, pergulatanku akan pencarian visi/panggilan hidup tak jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu. Aku mencari, berusaha mencari, bertanya, berharap keajaiban diletakkan dalam benakku. Namun, semakin keras bertanya, semakin sulit menemukan pertanda.
"Bahkan ketidakmengertian merupakan ciptaanmu sendiri. Kamu membayangkan bahwa kamu tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan ini, dan begitulah jadinya. Segera setelah kamu membayangkan tahu jawabannya, kamu akan tahu." (hlm.137)
Tuhan ingin kamu selalu mempunyai pemikiran yang paling baik tentang dirimu sendiri." (hlm.117)
Nah, lagi-lagi pilihan, untuk mengetahuinya atau tidak mengetahuinya.

Jadi, di sinilah aku tiba, pada pemahaman ini. Pemahaman yang sebenarnya sudah kuketahui sejak lama, tetapi sering terlupakan. Ya, ini adalah proses mengingat.
"terus melakukan perjalanan dari Mengetahui ke Tidak Mengetahui ke Mengetahui lagi, dari keberadaan ke ketiadaan ke keberadaan lagi, dari Kesatuan ke Pemisahan ke Kesatuan lagi, dalam lingkaran kehidupan." (hlm.141)
Pengalaman inilah sukacitanya.

0 responses: