21 Juli 2012

Ditemukan : The Science of Training and Development

Setiap tahun perusahaan dan organisasi menginvestasikan jutaan rupiah dan jam untuk mengembangkan karyawannya menjadi lebih baik. Ironisnya, secara mengejutkan, investasi ini tidak memiliki landasan ilmu yang memadai.

Eduardo Salas, ilmuwan psikologi dari University of Central Florida menyatakan bahwa training tidak se-intuitif kelihatannya. ”Ada ilmu (the science of training) yang menunjukkan cara yang benar dan salah dalam mendesain, menyampaikan, dan menerapkan program training.” 

Ilmu tentang pelatihan atau training ini sudah berkembang sejak 30 tahun lalu. Namun ilmu ini terlalu sering diabaikan oleh vendor/penyelenggara training yang menyandarkan training pada pendekatan non-ilmiah dan juga oleh manager yang menganggap bahwa intuisi mereka dalam memilih program dan menempatkan karyawan peserta training lebih dapat diandalkan.



20 Juli 2012

Hidup itu memilih

"Dalam banyak hal, kehidupan itu seperti CD-ROM." (hlm.148)
Seperti permainan video di komputer. Setiap respon, setiap akhir permainan telah diprogram dalam CD.

"Semua akhir permainan telah tersedia." (hlm.147)
Sama halnya dengan hidup.

"Alam semesta hanya menunggu mana yang kamu pilih saat ini." (hlm.147)
Benarlah, hidup itu pilihan. Tak ada keputusan salah, yang ada hanya konsekuensi. Ini mirip, dan diilustrasikan dengan sangat baik, pada buku dongeng anak-anak yang dulu suka kubaca. Ada pilihan pada setiap halaman yang akan membawa kita ke berbagai versi akhir cerita.

15 Juli 2012

Siapalah saya?

Lima tahun lalu pada sebuah pelatihan pengembangan diri, saya tertampar oleh pernyataan seorang fasilitator, “Jika kamu memandang rendah dirimu, itu sama saja dengan merendahkan Tuhan Penciptamu.” Sama halnya pula ketika kamu tidak memberikan usaha terbaikmu.

Saya lalu ingin bertanya, “Pernahkah kamu menolak ketika dipilih menjadi ketua/penanggung jawab karena kamu merasa tidak pantas? Atau merasa tidak sanggup karena
tidak berpengalaman? Pernahkah juga merasa tidak cukup pandai untuk mengajukan saran/ide dalam rapat? Apa kamu pernah merasa minder karena tidak cukup cantik/tampan/menarik? Pernahkah berhenti berusaha di tengah jalan karena tidak yakin berhasil? Atau malah mengerahkan usaha yang setengah-setengah? Pernahkah kamu ragu untuk memiliki cita-cita besar?” Dan masih ada sederet pertanyaan yang bisa kamu tambahkan. Nah, pertanyaannya, mengapa? Mengapa kita meragukan kemampuan diri sendiri?


Bebas dari perasaan negatif & positif

“…jika Anda tidak mempunyai perasaan negatif, Anda dapat bertindak lebih efektif, jauh lebih efektif dibandingkan bila Anda dikuasai oleh perasaan negatif”(Anthony de Mello)
Membaca kalimat membuat saya bertanya-tanya. Apakah kalimat ini juga berlaku untuk perasaan positif? Maksudnya, bila membebaskan diri dari perasaan positif terhadap orang lain, apakah ini akan membuat tindakan lebih efektif, karena mungkin saja perasaan positif juga menimbulkan bias?

06 Juli 2012

Individualis vs Kolektivis di balik kesuksesanmu

Kesuksesan itu milik siapa?


Bertolak dari judul di atas, orang individualis akan mengatakan sukses itu miliknya. Ia sendiri yang mewujudkannya, tenaga, pikiran, waktu, materi, telah ia curahkan. Orang yang kolektivis mungkin akan mengatakan 'ah..saya sebetulnya tidak bisa apa-apa, itu karena A, si B, waktu C, ada D. Suksesnya tidak dirasakan sebagai milik sendiri. Kata teori, orang individualis melihat kepemilikan sebagai ekspresi dari identitas mereka. Pada orang kolektivis, kepemilikan lebih merupakan indikator identitas kelompok. Kelompok di sini bisa diartikan luas, mulai kelompok kecil pertemanan, keluarga, organisasi, budaya, serta situasi norma yang menyertainya.