28 Agustus 2012

Goede morgen Oma!

Merawat anak kecil menumbuhkan harapan. Setiap hari baru, setiap bulan baru, setiap kali ia menguasai suatu kemampuan baru, ada sukacita, kegembiraan, dan harapan, melihatnya semakin terampil, semakin sehat, semakin cerdas. 

Merawat lansia tak berbeda dengan merawat anak kecil, kecuali bahwa setiap tahun, setiap bulan, setiap hari menumbuhkan kewaspadaan, kekhawatiran, tentang kemampuan apa yang perlahan hilang. 

Menghadapi pertanyaan bertubi-tubi dan berulang dari seorang balita menumbuhkan harapan dan keyakinan bahwa ia semakin pandai.

Menghadapi pertanyaan berulang dari seorang lansia menghadirkan kecemasan akan degradasi apa lagi yang kelak dialaminya.

27 Agustus 2012

Apa idemu?

Ketika diminta mengajukan ide, manakah yang sesuai dengan dirimu? Spontan melontarkan ide yang terlintas. Menerawang ke langit-langit lalu mencari-cari ide hingga ke sudutnya. Atau, menyimpan ide itu sambil bertanya dalam benak...kasih tau ga, yaa?? Haha..mungkin kamu tertawa membaca respon ini.

Kadangkala kita dihadapkan pada pilihan untuk berbagi atau menyembunyikan apa yang dimiliki. Bisa jadi kita berpikir bahwa berbagi dapat merugikan. Terlebih soal ide kreatif. Jangan sampai orang lain menjiplak atau mengakui ide kita sebagai karyanya. Jangan sampai orang lain lebih hebat daripada kita. Lantas kita memutuskan tidak memberikan ide yang dibutuhkan. Lah, tapi kalau ide itu disimpan diam-diam, apa manfaatnya?

Sekarang mari kita bayangkan dunia yang penuh dengan orang-orang hebat. Semua kemampuan hebat tersedia pada suatu masa. Kejeniusan Albert Einstein, kemahiran basket Michael Jordan, kreativitas J.K.Rowling, bahkan kecanggihan teknologi Iron Man, dan setiap kehebatan lain yang mungkin ada yang dimiliki masing-masing orang. Tiap orang dengan kehebatan khasnya sendiri. Bahkan kehebatan fiktif bisa saja menjadi nyata dalam imajinasi kisah ini. Kemudian semua tokoh hebat dikumpulkan dalam konferensi besar untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi bumi. Akankah mereka menyimpan ide kreatif masing-masing atau justru membagikannya?

15 Agustus 2012

Personal mastery

When we talk about knowledge management (KM), we cannot ignore the concept of learning organization. Yes, organizational learning is complementary to KM.

This followed article was taken from “The Fifth Discipline –The art and practice of the learning organization”, a bestselling book written by Peter M. Senge (1990). To transform an organization into a learning organization, we have to integrate five main disciplines:  personal mastery, systems thinking, mental models, shared vision and team learning. Personal mastery is the foundation on which organizational learning is built. This article is devoted to the first discipline, personal mastery, also personal vision, that has fascinated me a lot. 

Personal mastery is the discipline of personal growth and learning. People with high levels of personal mastery are continually expanding their ability to create the results in life they truly seek. From their quest for continual learning comes the spirit of the learning organization. (p.141)

#sotd : Mengapa organisasi harus peduli terhadap training?*

*jika Anda masih mempertanyakan pentingnya training

Boudreau dan Ramstad (2005) berpendapat bahwa untuk mempertahankan keuntungan kompetitif, organisasi harus berhasil dalam tiga aspek : finansial, produksi atau pasar (market), dan tenaga kerja (human capital). Manajemen yang efektif dalam perekrutan dan pelatihan tenaga kerja menjadi kunci penting menuju kesuksesan organisasi. Sebagai contoh, Delaney dan Huselid (1996) menemukan bahwa penempatan dan pelatihan yang dilakukan secara efektif berkorelasi positif dengan pencapaian organisasi. Huselid (1995) dalam penelitiannya terhadap 1000 perusahaan, melaporkan bahwa kinerja yang baik pada proses rekrutmen dan seleksi, sistem kompensasi, dan pelatihan, memprediksikan retensi dan kinerja karyawan sebaik pengukuran terhadap pencapaian finansial perusahaan. 

The science of training & development (#sotd) : Pengantar

Dari artikel sebelumnya Ditemukan: The Science of Training and Development, dapat disimpulkan bahwa paradigma yang perlu diadopsi oleh praktisi training, manajer organisasi, maupun praktisi HR mengenai training di antaranya :
  • Yang terpenting bukan hanya proses selama training, tetapi juga sebelum dan setelahnya.
  • Berikan training kepada karyawan sebagai kesempatan, bukan tes/uji kemampuan. Sampaikan alasan pemilihan trainee karena manfaat training, bukan menyoroti kelemahan skill-nya.
  • Motivasi belajar tidak semata-mata berasal dari karyawan, manager/HRD dapat berperan untuk memotivasi.