30 Oktober 2013

Dimanjakan teknologi?

“Ah…angkatan sekarang lebih manja dari angkatan gw”, ungkap  salah seorang senior. Oo… jadi orang muda sekarang, tuh, lebih manja, ya, dari generasi sebelumnya? Ets, jangan ge-er dulu, yang lebih senior belasan tahun ikut menimpali, “Angkatan kalian juga manja dibanding kami dulu.” Sepertinya, sampai angkatan kakek-nenek kita juga akan berkomentar senada, ya.

Sekarang ini, hampir semua kebutuhan memang bisa dipenuhi semudah menekan tombol. Apa masih ada resto yang tidak menyediakan delivery service? Bahkan warteg pun punya touch-screen, maksudnya kita tinggal menunjuk makanan yang dipilih dari lemari kaca pemilik warung. Segala informasi juga mudah diperoleh, cukup mengetikkan apa yang ingin diketahui di layar “mbah” Google. Berdagang pun bisa dilakukan dengan transaksi via telepon, SMS, e-mail, transfer uang, kemudian barang terkirim. Kalau generasi terdahulu butuh banyak kertas ketika mengetik berulang-ulang dengan mesin ketik, kita hanya perlu menekan tombol delete di komputer. Ya, benar sih, hampir segala hal menjadi lebih mudah.


Lalu, kata orang, semua kemudahan dan proses instan ini membuat generasi sekarang menjadi manja. Kalau dahulu orang rela berangkat jauh lebih awal dari waktu yang dijanjikan, mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk mengantisipasi segala hambatan, sehingga bisa tiba tepat waktu, kini kita bisa dengan mudah memundurkan jadwal atau mengganti janji temu melalui SMS atau telepon, hanya karena alasan macet, hujan, pekerjaan belum selesai, mengantuk, dan sebagainya. Tampaknya, dengan adanya kemudahan, kita membuat banyak pengecualian (excuse) pada diri kita.
Apabila kita menyalahkan teknologi, rasanya tidak tepat. Jika ditelusuri lagi, perilaku manja juga ada pada generasi-generasi terdahulu. Perilaku manja menjadi bermasalah ketika perilaku yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak ini masih terbawa hingga dewasa, dan justru merugikan orang lain. Benang merah perilaku ini tampak dalam ciri-ciri selalu mengharapkan dan tergantung pada bantuan orang lain untuk mengerjakan hal-hal yang dapat dikerjakan sendiri, memaksa orang lain agar keinginannya terpenuhi, serta mudah menyerah karena daya juang (endurance) yang rendah (Hawadi, 2001). Berdasarkan ciri-ciri tersebut, perilaku ini kelak juga bisa merugikan diri orang yang manja, bukan? Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang manja mengalami hambatan penyesuaian diri dalam pergaulan. Di samping itu, karena terbiasa keinginannya terpenuhi dan harus tergantung pada orang lain, tampaknya ia akan butuh ekstra usaha untuk menghadapi tantangan dunia yang lebih kompleks.

Kemandirian
Berkebalikan dengan sikap manja adalah kemandirian. Idealnya, ketika seseorang menginjak usia remaja, sikap manja tergantikan dengan sikap mandiri. Seseorang yang mandiri mampu mengambil keputusan sendiri dan mengerahkan kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan. Tidak mengherankan bila orang yang mandiri akan lebih percaya diri dan diterima baik oleh lingkungan sosialnya. Ketika mengambil keputusan, ia telah mengukur kekuatan dan kelemahan dirinya, sumber daya yang dimilikinya, dan konsekuensi dari keputusannya, tidak hanya terhadap dirinya tetapi juga terhadap orang lain. Kalau begitu, mana yang lebih menyenangkan, bekerja sama dengan orang yang manja atau orang yang mandiri? Selain itu, bagi perkembangan diri kita sendiri, memiliki sikap mandiri jauh lebih efektif dibandingkan sikap manja.
Lalu, bagaimana caranya menjadi mandiri?
  • Mulailah mengambil inisiatif sendiri ketika menghadapi kesulitan.
  • Tahan keinginan untuk selalu bertanya atau meminta orang lain yang mengambil keputusan.
  • Buat pertimbangan mengenai berbagai pilihan dan konsekuensi.
  •  Ketika menghadapi rintangan, tetaplah berusaha sambil mencari berbagai cara kreatif.
Pada akhirnya, kita bisa menepis penilaian manja dari para senior. Dan beruntunglah kita, karena justru kemudahan teknologi membantu kita menjadi kreatif dan solutif. 


Sumber:
Hawadi Akbar, Reni. 2001. Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak. Jakarta: PT. Grasindo

0 responses: